ISLAMABAD - Kelompok militan Taliban Pakistan
mengancam akan menyerang Myanmar untuk membalas dendam atas peristiwa
pembantaian Muslim Rohingya. Taliban juga mendesak Pemerintah Pakistan
agar memutuskan hubungan dengan Myanmar.
Gerakan Tehrik-e-Taliban
mengklaim dirinya sebagai pembela warga Muslim di Myanmar. Taliban pun
menuntut Pemerintah Pakistan agar segera menutup kantor Kedutaan Besar
Myanmar di Kota Islamabad.
"Kami akan membalas darah kalian. Bila
Kedutaan Besar Myanmar tidak ditutup, kami tidak hanya akan menyerang
Myanmar, kami juga akan menyerang Pakistan yang merupakan Sahabat
Myanmar," ujar juru bicara Taliban Ehsanullah Ehsan, seperti dikutip PTI, Jumat (27/7/2012).
"Kami
juga menyerukan kepada media yang menyebut dirinya sebagai perwakilam
Islam, untuk menyiarkan siaran berisi fakta-fakta yang terjadi di
Myanmar dan warga Muslim Myanmar," tegasnya.
Meski demikian,
Taliban tidak mengatakan, apakah mereka akan mengirim militan-militannya
ke negeri yang sempat dipimpin junta militer itu. Pernyataan ini
merupakan ancaman pertama dari Taliban Pakistan terhadap Myanmar. Sejauh
ini, Taliban Pakistan hanya membahas isu-isu yang berkaitan dengan
Afghanistan.
Sejauh ini, kantor Kedutaan Besar Myanmar di
Islamabad tidak mengeluarkan komentar mengenai insiden ini. Sejumlah
pengamat juga meragukan kemampuan Pakistan untuk melakukan serangan bom
di Myanmar. Sementara itu, Pemerintah Pakistan sebelumnya mengatakan
bahwa negaranya berharap Myanmar sanggup mengatasi insiden berdarah itu.
Konflik komunal terjadi di wilayah Arakan, Myanmar, antara
warga Muslim Rohingya dan Budha. Peristiwa itu menewaskan banyak orang
dan ribuan warga Rohingya pun melarikan diri dari wilayahnya.
Warga
Muslim itu lari ke Bangladesh yang berdekatan dengan Myanmar. Meski
demikian, mereka juga menghadapi deportasi dari pemerintah.
Amnesty
International turut melaporkan sejumlah bukti-bukti adanya peristiwa
pemerkosaan, penghancuran properti, dan pembunuhan terhadap warga Muslim
yang dilakukan oleh warga Budha serta pasukan Myanmar. Arus distribusi
bantuan pun diblokir oleh warga dan pasukan.
0 komentar:
Posting Komentar